Tahun 1987-1988

puisi ini hanya ingin berpesan

puisi ini hanya ingin berpesandi luar ada orang mengeluh sambil meraungseperti habis disiksaraungannya tak jelasberceloteh di kegelapanmulutnya pecahsekujur tubuhnya lebamapakah kau tak mendengar?cobalah lirihkan suaramubarangkali kau akan mengertiapa mau dia puisi ini hanya mengabarkandi luar bangkai busuk berserakanapakah kau tidak mencium baunya? tok! tok! tok!inilah temanmu datangbukakan pintumu solo 8.6.87 Terjemahan puisi ‘Geguritan Iki Mung …

puisi ini hanya ingin berpesan Selengkapnya »

Sketsa I & Sketsa II

Sketsa I bukankah engkau adalah yang dahuluyang kutanya lalu menjawabsambil melempar kembali tanya-tanyahingga aku tak berani lagi menggambar wajahmukarna tahu itu akan dihapus waktu.   Sketsa II semuanya musti dibalikagar Cermin mau mengatakansiapakah yang tersenyum di depan matakusemuanya musti dibalikagar tidak terbaliksemua tulisan harus dibalikagar bisa terbacasajak musti dibaca dari dalam Sumber: Majalah Hai 1-7 …

Sketsa I & Sketsa II Selengkapnya »

Bunga dan Tembok

seumpama bungakami adalah bunga yang takkau kehendaki tumbuhengkau lebih suka membangun rumah dan merampas tanah seumpama bungakami adalah bunga yang takkau kehendaki adanyaengkau lebih suka membangun jalan raya dan pagar besi seumpama bungakami adalah bunga yang dirontokkan di bumi kami sendiri jika kami bungaengkau adalah temboktapi di tubuh tembok itu telah kami sebar biji-bijisuatu saat …

Bunga dan Tembok Selengkapnya »

Sajak Kepada Bung Dadi

ini tanahmu jugarumah-rumah yang berdesakanmanusia dan nestapakampung halaman gadis-gadis mudaburuh-buruh berangkat pagi pulang soredengan gaji tak pantaskampung orang-orang kecilyang dibikin bingungoleh surat-surat izin dan kebijaksanaandibikin tunduk menganggukbungkuk ini tanah airmudi sini kita bukan turis Solo-Sorogenen, malam Pemilu 87

Nyanyian Akar Rumput

jalan raya dilebarkankami terusirmendirikan kampungdigusurkami pindah-pindahmenempel di tembok-tembokdicabutterbuang kami rumputbutuh tanahdengar!Ayo gabung ke kamiBiar jadi mimpi buruk presiden! juli 1988

Sajak Tikar Plastik-Tikar Pandan

tikar plastik tikar pandankita duduk berhadapantikar plastik tikar pandanlambang dua kekuatan tikar plastik bikinan pabriktikar pandan dianyam tangantikar plastik makin mendesaktikar pandan bertahan kalian duduk di mana? solo, april 88

Sajak

sajakku adalah kata-katayang mula-mula menyumpal di tenggorokanlalu dilahirkan ketika kuucapkan sajakku adalah kata-katayang mula-mula bergulung-gulungdalam perasaanlalu lahirlah ketika kuucapkan sajakkuadalah kebisuanyang sudah kuhancurkansehingga aku bisa mengucapkandan engkau mendengarkan sajakku melawan kebisuan wiji thukul, solo, 1988

Catatan Malam

anjing nyalaklampuku padamaku nelentangsendiriankepala di bantalpikiran mengawangmembayang pernikahan(pacarku buruh harganya tak lebih dua ratus rupiah per jam)kukibaskan pikiran tadi dalam gelap makin pekat aku ini penyair miskintapi kekasihku cinta cinta menuntun kami ke masa depan solo-kalangan, 23 februari 88

Sajak Bapak Tua

bapak tuakulitnya coklat dibakar matahari kotajidatnya berlipat-lipat seperti sobekan luka pipinya gosong disapu angin panastenaganya dikurasdi jalan raya siang tadi sekarang bapak mendengkur dan ketika bayangan esok pagi datangdi dalam kepalakubis tingkat itu tiba-tiba berubahjadi ikan kakap raksasabecak-becak jadi ikan teriyang tak berdaya solo, juni 1987

Riwayat

seperti tanah lempungpinggir kampungmasa laluku kuaduk-adukkubikin bentuk-bentukpatung peringatan berkali-kalikuhancurkankubentuk lagikuhancurkankubentuk lagipatungku tak jadi-jadi aku ingin sempurnapatungku tak jadi-jadi lihat!diriku makin belepotandalam penciptaan kalangan, oktober 87